Posted on

Skandal Keuangan di Universitas Dunia: Pendidikan Dikorupsi

Universitas sering dianggap sebagai benteng moral dan intelektual dalam masyarakat. Namun, sejumlah institusi ternama di berbagai belahan dunia pernah tersandung skandal keuangan yang mencoreng nama baik dan meruntuhkan kepercayaan publik. Skandal-skandal ini mencerminkan lemahnya pengawasan keuangan dan kompleksitas pengelolaan dana di sektor pendidikan tinggi.

1. Skandal Universitas Temple, AS (2018)

Pada tahun 2018, Universitas Temple di Philadelphia, Amerika Serikat, menjadi sorotan karena skandal manipulasi data yang melibatkan Fox School of Business. Dekan fakultas tersebut, Moshe Porat, dituduh secara sistematis memalsukan data untuk meningkatkan peringkat program MBA daring dalam survei U.S. News & World Report. Tujuannya adalah menarik lebih banyak mahasiswa dan meningkatkan pendapatan institusi.

Manipulasi ini menyebabkan universitas menerima dana dari mahasiswa berdasarkan informasi palsu. Kasus ini berujung pada kerugian keuangan signifikan, termasuk ganti rugi hukum, pemulangan dana mahasiswa, dan kerusakan reputasi jangka panjang yang menurunkan jumlah pendaftar.

Referensi:

2. University of California (UC) System – Dana Tersembunyi (2017)

Sistem Universitas California menghadapi kritik keras setelah audit negara bagian pada tahun 2017 menemukan dana tersembunyi senilai $175 juta. Uang tersebut disimpan di luar pengawasan publik dan laporan resmi, padahal UC secara bersamaan mengajukan kenaikan uang kuliah kepada mahasiswa.

Temuan ini mengguncang opini publik, mengingat UC adalah institusi pendidikan publik yang dibiayai sebagian oleh pajak negara. Audit tersebut juga menemukan bahwa kantor Presiden UC mengintervensi survei mahasiswa dan staf, serta gagal melaporkan data keuangan dengan transparan.

Referensi:

3. Skandal Mahasiswa Bayaran di China (Kasus Gaokao)

Salah satu skandal keuangan yang menyentuh sistem pendidikan tinggi di China adalah praktik “mahasiswa bayaran” yang terjadi dalam sistem penerimaan mahasiswa. Dalam kasus ini, orang tua dari anak yang tidak lolos ujian Gaokao membayar pejabat kampus atau agen tertentu agar anaknya bisa diterima di universitas ternama menggunakan identitas orang lain.

Praktik ini tidak lepas dari keterlibatan keuangan gelap yang melibatkan ratusan ribu yuan. Dalam beberapa kasus, universitas diam-diam menerima ‘sumbangan’ dari keluarga calon mahasiswa untuk meloloskan mereka.

Referensi:

4. Universitas Negeri di Indonesia

Di Indonesia, beberapa universitas negeri pernah menjadi sorotan karena kasus-kasus korupsi. Perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi salah satu area yang rentan kasus korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Direktorat Jejaring Pendidikan pun, mengungkapkan tiga area risiko korupsi terbesar yang terjadi di lingkungan PTN.

Area pertama meliputi publikasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; area kedua meliputi pengadaan barang dan jasa; serta area ketiga meliputi pengelolaan keuangan. Hasil ini didapat dari proses asesmen mandiri pada program Penguatan Integritas Ekosistem Perguruan Tinggi Negeri (PIEPTN) 2024 yang melibatkan 137 PTN.

Referensi:

Mengapa Skandal Keuangan di Universitas Terjadi?

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan universitas rawan skandal keuangan:

  • Otonomi kelembagaan: Banyak universitas memiliki otonomi tinggi dalam mengelola anggaran dan sumber daya, namun tidak diimbangi dengan pengawasan eksternal yang memadai.
  • Kompleksitas dana: Universitas memiliki berbagai sumber pendapatan—termasuk dari pemerintah, industri, donatur pribadi, dan mahasiswa—yang masing-masing punya aturan dan kepentingan berbeda.
  • Tekanan persaingan: Keinginan untuk mempertahankan reputasi atau peringkat global sering mendorong lembaga akademik mencari jalan pintas, termasuk lewat praktik keuangan yang tidak etis.
  • Kurangnya transparansi: Banyak institusi tidak secara rutin atau terbuka melaporkan penggunaan dana kepada publik, terutama dalam proyek-proyek besar seperti pembangunan kampus, riset, atau perekrutan staf.

Dampak Jangka Panjang

Dampak dari skandal keuangan bukan hanya terbatas pada kerugian material. Universitas bisa kehilangan kepercayaan publik, berkurangnya dukungan dana hibah, menurunnya jumlah pendaftar, hingga terganggunya proses akreditasi.

Selain itu, mahasiswa dan staf akademik sering menjadi korban tidak langsung dari krisis keuangan ini, melalui pemotongan dana riset, pengurangan beasiswa, atau rusaknya iklim akademik akibat penurunan moral.

Penutup

Kasus-kasus skandal keuangan di universitas dunia menjadi pengingat penting bahwa integritas bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga sistemik. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi fondasi dalam pengelolaan institusi pendidikan tinggi. Dalam era informasi dan globalisasi saat ini, publik semakin kritis dan menuntut universitas untuk tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga dalam tata kelola dan etika.

Meningkatkan pengawasan internal, memperkuat sistem audit, dan membuka ruang partisipasi publik dalam pengambilan keputusan adalah langkah-langkah penting untuk mencegah terulangnya skandal serupa di masa depan. Sebab, ketika universitas kehilangan kepercayaan, maka rusaklah salah satu pilar utama peradaban.

* Artikel ini di-generate oleh AI dan difinalisasi oleh Editor (manusia)

* Sumber Gambar: Image by Sally Jermain from Pixabay