
Pendidikan tinggi telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam dua dekade terakhir. Menurut UNESCO, pada tahun 2024, terdapat sekitar 254 juta mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi di seluruh dunia . Angka ini menunjukkan peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan awal abad ke-21, mencerminkan meningkatnya permintaan akan pendidikan tinggi di berbagai belahan dunia.UNESCO
Pertumbuhan Global dan Rasio Partisipasi
Meskipun jumlah mahasiswa meningkat pesat, rasio partisipasi global dalam pendidikan tinggi masih berada di angka 42%. Artinya, kurang dari setengah populasi usia kuliah secara global yang mengakses pendidikan tinggi . Terdapat disparitas signifikan antar wilayah:UNESCO
- Afrika Sub-Sahara memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah dibandingkan rata-rata global.
- Asia Selatan dan Barat menunjukkan peningkatan, namun masih tertinggal dibandingkan wilayah lain.
- Eropa dan Amerika Utara mencatat tingkat partisipasi tertinggi, mendekati atau melebihi 70%.
Disparitas ini mencerminkan tantangan dalam aksesibilitas, infrastruktur, dan kebijakan pendidikan di berbagai negara.
Mobilitas Mahasiswa Internasional
Fenomena mobilitas mahasiswa internasional terus berkembang. Pada tahun 2024, sekitar 6,4 juta mahasiswa menempuh pendidikan tinggi di luar negara asal mereka, meningkat dari 2 juta pada tahun 2000 . Lebih dari setengah dari jumlah tersebut belajar di luar kawasan asal mereka, menunjukkan globalisasi pendidikan tinggi.LinkedIn+1UNESCO+1
Negara-negara tujuan utama bagi mahasiswa internasional meliputi:
- Amerika Serikat
- Inggris
- Australia
- Kanada
- Jerman (Referensi 1) (Referensi 2)
Di Amerika Serikat, jumlah mahasiswa internasional mencapai rekor tertinggi dengan lebih dari 1,1 juta pada tahun akademik 2023/2024, meningkat 7% dari tahun sebelumnya .IIE Open Doors
Tantangan dan Ketimpangan
Meskipun pertumbuhan signifikan, tantangan besar tetap ada. Di antara lebih dari 82 juta pengungsi di dunia, hanya 7% dari pemuda yang memenuhi syarat yang terdaftar dalam pendidikan tinggi, dibandingkan dengan 68% di pendidikan dasar dan 34% di pendidikan menengah .UNESCO
Selain itu, pandemi COVID-19 telah memperburuk ketimpangan akses pendidikan, terutama di negara-negara berkembang yang menghadapi keterbatasan infrastruktur digital dan sumber daya.
Peran Teknologi dan Pendidikan Daring
Teknologi memainkan peran penting dalam memperluas akses pendidikan tinggi. Platform pembelajaran daring dan program gelar online memungkinkan mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk mengakses pendidikan berkualitas tanpa batasan geografis. Namun, kesenjangan digital tetap menjadi hambatan, terutama di daerah dengan konektivitas internet yang terbatas.
Masa Depan Pendidikan Tinggi Global
Melihat tren saat ini, jumlah mahasiswa global diperkirakan akan terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan kebutuhan akan keterampilan baru di pasar kerja. Namun, untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, diperlukan upaya bersama dalam:
- Meningkatkan investasi dalam infrastruktur pendidikan, terutama di negara-negara berkembang.
- Mendorong kebijakan inklusif yang memastikan akses pendidikan bagi kelompok marginal.
- Memperkuat kolaborasi internasional dalam penelitian dan mobilitas akademik.
Referensi:
- UNESCO. “What you need to know about higher education.” https://www.unesco.org/en/higher-education/need-know
- UNESCO. “Global Convention on Higher Education.” https://www.unesco.org/en/higher-education/global-convention
- Open Doors Report. “A Record High Number of International Students.” https://studyinthestates.dhs.gov/2024/12/open-doors-report-a-record-high-number-of-international-studentsUNESCOUNESCO+1LinkedIn+1Study in the States