Posted on

Sejarah Universitas di China: Dari Tradisi Kuno hingga Modernisasi Global

China, sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, memiliki sejarah panjang dalam bidang pendidikan. Sejak ribuan tahun lalu, negeri ini telah membangun sistem pendidikan yang kompleks dan berpengaruh, yang menjadi fondasi bagi sistem universitas modern di negara tersebut. Sejarah universitas di China tidak hanya mencerminkan perjalanan intelektual bangsa, tetapi juga dinamika sosial, politik, dan budaya yang membentuknya.

Akar Pendidikan di China Kuno

Sejarah pendidikan tinggi di China dapat ditelusuri hingga zaman Dinasti Zhou (sekitar 1046–256 SM), ketika pendidikan berorientasi pada pengembangan moral dan pemahaman terhadap filsafat Konfusianisme. Salah satu bentuk institusi pendidikan tertua adalah “Guozijian” atau Kolej Nasional, yang didirikan pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M). Lembaga ini bertugas mendidik para pejabat dan bangsawan dalam bidang sastra, hukum, matematika, dan filsafat.

Sistem pendidikan China kuno berpusat pada ujian kenegaraan yang dikenal sebagai “Keju”. Ujian ini menjadi sarana utama untuk mengangkat individu ke posisi birokrasi negara, dan berlangsung selama lebih dari 1300 tahun, hingga akhirnya dihapuskan pada awal abad ke-20. Meskipun bukan universitas dalam arti modern, sistem ini membentuk tradisi intelektual yang sangat kompetitif dan menghargai prestasi akademik.

Masa Dinasti dan Transisi Menuju Institusi Modern

Selama Dinasti Tang dan Song (abad ke-7 hingga ke-13), pendidikan mulai berkembang lebih sistematis. Beberapa sekolah besar dan akademi swasta seperti Akademi Yuelu dan Akademi Songyang memainkan peran penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan pemikiran filosofis.

Namun, institusi-institusi ini masih berorientasi pada pembelajaran klasik dan penguasaan teks Konfusius. Baru pada masa akhir Dinasti Qing (abad ke-19) terjadi desakan besar untuk mereformasi sistem pendidikan. Kelemahan sistem pendidikan tradisional dalam menghadapi tantangan Barat mendorong pembentukan sekolah-sekolah gaya baru yang memperkenalkan kurikulum modern, termasuk sains, teknik, dan bahasa asing.

Pada tahun 1898, reformasi besar yang dikenal sebagai Reformasi Seratus Hari menghasilkan pendirian Jingshi Daxuetang di Beijing—cikal bakal Universitas Peking (Peking University)—sebagai universitas modern pertama di China. Universitas ini tidak hanya mengajarkan ilmu klasik, tetapi juga ilmu pengetahuan modern, filsafat Barat, dan politik.

Periode Republik dan Pengaruh Barat

Setelah kejatuhan Dinasti Qing pada tahun 1911 dan berdirinya Republik Tiongkok, pendidikan tinggi di China mengalami pertumbuhan signifikan. Banyak universitas baru didirikan, termasuk Universitas Tsinghua (yang awalnya merupakan sekolah persiapan bagi mahasiswa China yang akan belajar di Amerika Serikat) dan Universitas Fudan di Shanghai.

Pada periode ini, pengaruh pendidikan Barat semakin kuat. Kurikulum universitas mulai mencakup ilmu kedokteran, teknik, hukum, dan ekonomi. Banyak akademisi yang belajar di luar negeri kembali ke China dan berkontribusi besar dalam mengembangkan dunia pendidikan tinggi.

Namun, masa ini juga penuh dengan gejolak. Perang Tiongkok-Jepang dan Perang Saudara menghambat perkembangan institusi pendidikan. Banyak universitas harus direlokasi atau dihentikan sementara.

Era Komunis dan Restrukturisasi Pendidikan Tinggi

Setelah berdirinya Republik Rakyat China pada tahun 1949, sistem universitas mengalami perubahan drastis di bawah kepemimpinan Partai Komunis. Pemerintah mengadopsi model pendidikan tinggi dari Uni Soviet, di mana universitas dibagi menjadi institusi khusus: teknik, pertanian, kedokteran, dll. Fokusnya adalah pada pembangunan ekonomi negara dan pengembangan sumber daya manusia yang siap pakai.

Selama Revolusi Kebudayaan (1966–1976), sistem pendidikan tinggi mengalami kemunduran drastis. Banyak universitas ditutup, pengajar diasingkan, dan intelektual dianggap sebagai ancaman bagi ideologi komunis. Pendidikan tinggi hampir lumpuh selama satu dekade.

Setelah era Mao Zedong berakhir, Deng Xiaoping meluncurkan kebijakan reformasi dan keterbukaan pada akhir 1970-an. Ini termasuk pemulihan sistem ujian masuk universitas nasional (Gaokao) dan pemulihan institusi pendidikan tinggi.

Modernisasi dan Internasionalisasi

Sejak tahun 1990-an, pendidikan tinggi di China mengalami modernisasi pesat. Pemerintah meluncurkan proyek besar seperti Proyek 211 dan Proyek 985, yang bertujuan meningkatkan kualitas dan daya saing universitas-universitas terkemuka di China. Universitas seperti Tsinghua, Peking, Zhejiang, dan Fudan menjadi simbol pendidikan kelas dunia.

Pemerintah juga mendorong kolaborasi internasional, pertukaran pelajar, dan mendirikan kampus cabang di luar negeri. Banyak program internasional kini ditawarkan dalam bahasa Inggris, dan China menjadi salah satu tujuan studi yang diminati secara global.

Saat ini, universitas-universitas di China masuk dalam jajaran top dunia menurut berbagai peringkat global. Tsinghua dan Peking University bersaing dengan universitas ternama dari AS dan Eropa dalam bidang riset, inovasi, dan teknologi.

Tantangan dan Masa Depan

Meski telah mencapai kemajuan besar, sistem universitas di China masih menghadapi sejumlah tantangan: ketimpangan kualitas antar universitas, tekanan akademik yang tinggi, kebebasan akademik yang terbatas, serta kebutuhan untuk menyeimbangkan tradisi dan modernitas.

Namun demikian, komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap pendidikan tetap kuat. Dengan terus mendorong inovasi, kolaborasi internasional, dan reformasi kurikulum, universitas-universitas di China siap memainkan peran kunci dalam lanskap pendidikan global di masa depan.

* sumber gambar: Image by mzh632829588 from Pixabay