
China dikenal sebagai salah satu peradaban pertama yang mengembangkan sistem tulisan, bahan buku, dan teknologi percetakan. Kontribusinya dalam sejarah perbukuan global sangat monumental, terutama melalui penemuan kertas, teknik cetak blok kayu, dan jenis huruf bergerak. Perjalanan ini mencerminkan evolusi budaya, intelektual, dan teknologi yang membentuk peradaban China selama ribuan tahun.
1. Asal Usul Tulisan dan Buku Kuno
Sejarah buku di China dimulai dengan sistem tulisan tertua yang tercatat: tulisan oracle (甲骨文, jiǎgǔwén) pada era Dinasti Shang (1600–1046 SM). Tulisan ini diukir pada cangkang kura-kura dan tulang hewan untuk keperluan ramalan. Tulisan oracle menjadi dasar perkembangan aksara China modern, yang terus berevolusi melalui gaya kaligrafi seperti zhuànshū (aksara segel) dan lìshū (aksara klerek).
Sebelum penemuan kertas, media penulisan di China meliputi bambu (简牍, jiǎndú) dan sutra (帛书, bóshū). Lembaran bambu diikat menjadi “buku gulung” yang berat, sementara sutra, meski mahal, digunakan untuk dokumen penting. Pada masa Dinasti Han (206 SM–220 M), sistem tulisan dan kebutuhan akan media yang praktis mendorong inovasi besar: penemuan kertas.
2. Revolusi Kertas oleh Cai Lun (105 M)
Meskipun bahan mirip kertas sudah ada sejak abad ke-2 SM, Cai Lun (蔡伦), seorang kasim di istana Han, menyempurnakan proses pembuatan kertas pada tahun 105 M. Dengan memanfaatkan serat kayu, kain bekas, dan jaring ikan, ia menciptakan kertas yang lebih tipis, kuat, dan terjangkau. Penemuan ini merevolusi penyebaran pengetahuan. Kertas menggantikan bambu dan sutra, menjadi media utama untuk kaligrafi, sastra, dan dokumen resmi.
Pada abad ke-3 M, kertas telah menyebar ke seluruh China, dan pada abad ke-8, teknologinya sampai ke Dunia Islam melalui Jalur Sutra, lalu ke Eropa pada abad ke-12.
3. Teknik Cetak Blok Kayu (Woodblock Printing)
Sebelum mesin cetak Gutenberg di Eropa (1450 M), China telah mengembangkan cetak blok kayu (雕版印刷, diāobǎn yìnshuā) sekitar abad ke-7 M pada masa Dinasti Tang (618–907 M). Teknik ini melibatkan pengukiran teks atau gambar di atas papan kayu, yang kemudian dibubuhi tinta dan ditempelkan ke kertas.
Contoh tertua cetakan blok kayu yang masih ada adalah Sutra Intan (Diamond Sutra, 金刚经) dari tahun 868 M, ditemukan di Gua Mogao, Dunhuang. Buku ini menggabungkan teks dan ilustrasi, membuktikan kemajuan teknologi dan seni percetakan China.
Pada Dinasti Song (960–1279 M), percetakan blok kayu mencapai puncaknya. Pemerintah mendirikan percetakan resmi untuk mencetak klasik Konfusianisme, dokumen negara, dan karya sastra. Teknik ini juga digunakan untuk mencetak uang kertas pertama di dunia—bukti fleksibilitas teknologi ini.
4. Jenis Huruf Bergerak oleh Bi Sheng (1040 M)
Pada abad ke-11, Bi Sheng (毕昇), seorang tukang cetak dari Dinasti Song, menciptakan jenis huruf bergerak (活字印刷, huózì yìnshuā) dari tanah liat. Huruf-huruf individual bisa disusun ulang untuk mencetak berbagai teks, menghemat waktu dan biaya dibandingkan cetak blok kayu. Namun, karena kompleksitas aksara China (ribuan karakter), teknologi ini kurang populer dibandingkan di Korea (yang mengadopsi jenis huruf logam pada abad ke-13).
Meski demikian, inovasi Bi Sheng tercatat dalam buku 《梦溪笔谈》 (Mengxi Bitan) oleh Shen Kuo, yang memuji efisiensinya. Pada Dinasti Yuan (1271–1368), jenis huruf kayu dan logam mulai dikembangkan, tetapi cetak blok kayu tetap dominan hingga abad ke-19.
5. Buku dan Budaya Literasi di China
Perkembangan buku dan percetakan mendorong transformasi budaya China. Pada Dinasti Tang dan Song, literasi meningkat di kalangan elit, dan ujian kenegaraan (科举, keju) yang berbasis teks klasik Konfusianisme menjadi jalur mobilitas sosial. Karya sastra seperti 《诗经》 (Kitab Nyanyian), 《论语》 (Analek Konfusius), dan puisi Li Bai menyebar luas.
Percetakan juga mempercepat penyebaran pengetahuan ilmiah. Buku medis seperti 《本草纲目》 (Kompendium Materia Medica) dan ensiklopedia 《永乐大典》 (Yongle Encyclopedia) menjadi referensi penting.
6. Pengaruh Global dan Warisan
Teknologi percetakan China memengaruhi dunia melalui perdagangan dan pertukaran budaya. Cetak blok kayu sampai ke Korea, Jepang, dan Vietnam. Jenis huruf bergerak China menginspirasi Korea menciptakan hanja logam pada abad ke-13, sementara teknik cetak Eropa abad ke-15 dianggap sebagai evolusi independen.
Hari ini, warisan percetakan China tetap hidup dalam arsip buku kuno, seperti koleksi Perpustakaan Nasional China dan naskah Dunhuang. Pada 2009, teknik cetak blok kayu China ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Kesimpulan
Dari tulisan oracle hingga mesin cetak modern, sejarah buku dan percetakan di China adalah kisah inovasi yang mengubah peradaban manusia. Penemuan kertas, cetak blok kayu, dan jenis huruf bergerak tidak hanya memajukan China tetapi juga membuka jalan bagi revolusi ilmu pengetahuan dan budaya global. Warisan ini mengingatkan kita bahwa setiap lembar kertas dan huruf cetak adalah jejak dari perjalanan panjang kecerdasan manusia.
* Artikel ini di-generate oleh AI dan difinalisasi oleh Editor (manusia).